Selamat Menyimak Kisah Asal Mula Nama Wamena
Pada suatu hari, gadis-gadis Ahumpua seperti biasanya menjaga anak-anak babi. Diantara gadis-gadis itu hanya ada satu gadis yang berani melakukan sesuatu dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Tempat dimana mereka menjaga babi adalah di pinggir kali Ahumpua (sekarang kali Baliem). Mereka menjaga anak-anak babi itu sejak pagi-pagi sekali. Dan pada siang harinya, gadis-gadis ini mandi di kali Ahumpua. Tapi sebelum mandi tiba-tiba ada orang berkulit putih muncul di pinggir kali Ahumpua. Gadis-gadis itu terkejut dan berteriak, "Eye… eye… eye... ap huluan… ap huluan…” (eye artinya minta tolong untuk menyelamatkan diri, ap huluan adalah orang berkulit putih. Jadi artinya, "tolong ada orang kulit putih"). Gadis-gadis itu langsung melarikan diri ke hutan, karena takut melihat orang kulit putih.
Hanya ada satu orang gadis yang berani menghadapi ap huluan. Ia tidak peduli apa yang terjadi nanti. Ap huluan tahu kalau gadis-gadis tadi takut kepadanya. Ia pun menjaga jarak dan memberikan salam dari jauh pada gadis pemberani itu. Salam yang disampaikan Ap huluan adalah bahasa isyarat dengan cara menggerak-gerakkan tangan yang berarti jangan takut… jangan takut, namun gadis ini tidak mengerti.
Akhirnya, Ap huluan mendekati si gadis dan memberikan salam dengan menjabat tangan gadis itu. Gadis itu membalas jabatan tangan tersebut. Setelah berjabat tangan, Ap huluan bertanya pada si gadis, “Apakah nama tempat ini?”
Ketika Ap huluan menanyakan nama tempat, muncullah seekor anak babi, dan secara spontan si gadis berkata “Tu wamena…” yang artinya ini anak babi (tu adalah ini, ena adalah anak, dan wam adalah babi). Ap huluan segera mengerti dan mencatat dalam buku agendanya. Jadi, arti dari Wamena adalah anak babi. Telah terjadi kesalahpahaman antara Ap huluan dan si gadis, dan kesalahan tersebut tidak disadari oleh keduanya.
Percakapan kemudian berlanjut masih dengan menggunakan gerakan-gerakan tangan. Setelah itu, Ap huluan memberikan salam dan segera berjalan kaki ke arah Ahumpua bagian timur. Sekarang arah Ap huluan ini disebut “Wamena Timur”. Setelah Ap huluan pergi, si gadis segera berlari ke rumahnya sambil memanggil teman-temannya yang sedang bersembunyi ketakutan. Kemudian dengan menangis si gadis bercerita kepada orang tuanya. Mendengar cerita si gadis ini ada yang percaya dan ada yang tidak. Bagi yang percaya, mereka segera menyiapkan alat-alat perang dan segera mengejar Ap huluan untuk membunuhnya. Namun beruntunglah, Ap huluan tidak ditemukan. Peristiwa ini merupakan awal proses pembangunan di daerah tersebut.
Suatu ketika lewatlah pesawat yang ditumpangi oleh orang-orang berkebangsaan Belanda dan mendarat di daerah Ahumpua dengan suara yang menakutkan. Berturut-turut kemudian pesawat-pesawat lain mendarat di daerah tersebut selama kurang lebih satu minggu. Akhirnya, daerah Ahumpua dikuasai Belanda. Orang-orang Belanda mulai menetap di Ahumpua. Mulailah orang-orang tersebut membangun rumah dengan atap dari seng. Nama daerah yang dulunya Ahumpua diganti menjadi Wamena, yang berarti anak babi. Pemberian nama ini akibat kesalahpahaman percakapan antara Ap huluan dengan si gadis. Itulah cerita asal mula kata Wamena.Pengarang: Anonim